Jumat, 24 April 2015

Tugas Bahasa Indonesia 2 - Penalaran Deduktif



Tugas Bahasa Indonesia 2
Nama Kelompok :  1. Arya Santosa                       1112189
                              2. Bayu Aji S                           11112378
                              3. Danang Ibnu A                     11112669
                              4. Rofinus Da Silva M              16112667
                              5. Roberto Jose Da Luz            16112651
                                       



Penalaran Deduktif
      Penalaran adalah proses berfikir yang meghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan tersebut akan muncul proposisi – proposisi. Berdasarkan proposisi – proposisi itu akan diambil sebuah kesimpulan atau akan muncul proposisi baru, inilah yang dinamakan penalaran. Penalaran deduktif adalah penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan fakta – fakta yang bersifat umum. Prosesn penalaran deduktif dimulai dari hal – hal umum, lalu menuju pada hal – hal khusus. Contoh kalimat deduktif : Indonesia adalah negara yang majemuk. Terdapat banyak agama dan kepercayaan dan selain itu suku budaya indonesia sangat beragam misalnya suku jawa, madura, batak, ambon dan masih banyak lagi suku - suku yang memiliki ciri khas masing – masing.
Macam – macam penalaran deduktif :
·         Silogisme Kategorial
Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
  •      Premis Umum       : Premis Mayor (My)
  •      Premis Khusus      : Premis Minor (Mn)
  •      Premis Simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut :
  1.      Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah
  2.      Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
  3.      Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan.
  4.      Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif.
  5.      Dari premis yang postif, akan dihasilkan simpulan yang positif
  6.      Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan.
  7.      Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus.
  8.      Dari premis mayor khusus dan premis mayor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.
Contoh silogisme Kategorial :
  1.      My  : Semua pekerja di Sharp adalah lulusan S1.
  2.      Mn  : Novry adalah pekerja.
  3.      K     : Novry lulusan S1.
  1.      My  : Tidak ada manusia yang sempurna.
  2.      Mn  : Novry adalah manusia.
  3.      K     : Novry tidak sempurna.
  1.      My  : Semua pekerja memiliki keahlian.
  2.      Mn  : Novry tidak memiliki keahlian.
  3.      K     : Novry bukan pekerja.

·         Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, bila simpulannya juga menolak berarti konsekuen.
Contoh :
  1.      My  : Jika tidak ada makanan, manusia akan kelaparan.
  2.      Mn  : Makanan tidak ada.
  3.      K     : Jadi, manusia akan kelaparan.
  1.      My  : Jika tidak ada matahari, tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
  2.      Mn  : Tumbuhan tidak akan berfotosintesis.
  3.      K     : Tumbuhan tidak dapat matahari.
·         Silogisme Alternatif

 Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.Proposisi Alternatifyaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh :
  1.      My  : Supplier Sharp berada di Bandung atau Sukabumi.
  2.      Mn  : Supplier Sharp berada di Bandung.
  3.      K     : Jadi, Supplier Sharp tidak berada di Sukabumi.
·         Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh Entimen :
  1.      Dia menerima ciuman pertama kali karena dia telah berpacaran.
  2.      Anda telah menerima ciuman saat berpacaran, karena itu anda berciuman.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar